Postingan

Luruh

Luruh  Makna yang sirna, pisah yang akhirnya tercipta,  Hilang yang terarah, terhempas lalu berkeping,  Berjalan lalu menemukan,  Berhenti lalu, aku, luruh Tak sepersekian detik mata, aku secepat kilat, Aku tak kenal siapa, Hujan, hujan, deras hingga tak terdengar suara sayatan, Sunyi di luar bingar di dalam,  Aku, luruh Kejam selembut angin, gelap bagai matahari,  Di sepanjang di seluruh di setiap di manapun, Beku, hitam, terdiam di atas awan,  Aku, luruh Lalu mana yang harus aku tuju,  Diriku luruh, dan kamu, utuh.  Jakarta, 18 April 2019

Hatimu Itu Luas, Nduk

Hatimu Itu Luas, Nduk Air matamu itu, Nduk Diusap Sini biar ibu peluk Yang hangat Sini Nduk, ibu usap punggungmu Biar kamu tenang Wes tak usah mikir yang buruk-buruk Tuhan selalu punya rencana, Nduk Tuhan itu Maha Baik, Nduk Lapang dadamu itu Nduk seluas sepuluh desa ditambah dua puluh Berapa luas ibu tidak bisa hitung  Luas berarti banyak yang mampu kamu tampung Nduk,  Sedih, marah, kecewa, senang, rindu, gelisah, masih banyak lagi Hati yang luas, butuh kekuatan untuk memeliharanya, Nduk Kamu rawat satu-satu Kamu beri tempat, kamu temani, biar kau berkawan dengan semuanya Jangan lupa diberi jalan Nduk, biar mereka nda salah Sekali-duakali kamu tengoki mereka  Hati yang luas, Nduk,  Hati yang kuat,  Butuh pemilik yang bijaksana Wes kalo kamu hari ini terpuruk, besok bangun lagi, senyum lagi,  Gapapa pelan-pelan, Nduk,  Pohon dulunya juga cuma bibit, Nduk Jakarta, 18 Februari 2020

Jakarta Hari Ini

Jakarta Hari Ini Ada yang berlalu-lalang di jalan Mobil-mobil membuat barisan Pengemudi sepeda motor meneduh di pinggir jalan Dingin, Eratkan jaketmu! Kataku Kamu jangan sampai sakit Ada yang berlalu-lalang Bukan di jalan, Di tempat yang sekarang kosong Ditinggal oleh penghuninya Padahal segala sudut masih miliknya Ada yang berlalu-lalang di hatiku, Perasaan rindu. Ada yang berlalu-lalang di pikiranku, Kenangan bersamamu. Jakarta hari ini, dirimu selamanya. Jakarta, 24 Januari 2019

Entah

Entah, siapa yang lebih tersakiti Mereka yang saling mencintai, namun tehalang jarak Atau mereka yang tanpa jarak, namun tidak saling mencintai Entah, siapa yang lebih beruntung Mereka yang hanya memiliki waktu sedikit, namun bergandengan tangan Atau mereka yang memiliki waktu banyak namun hanya saling memandang? Tak satupun kata mampu disuarakan, Padahal di dalam rindu membuncah Akhirnya, ya, hanya air mata yang dapat berkata Mata ini, Tuhan, hanya dapat saling memandang Padahal raga ini butuh digenggam Dirimu laksana bintang jatuh di tengah purnama Membuat diri ini sempat berfikir bahwasanya, aku ini manusia yang beruntung Karena dapat melihatmu yang indah, walaupun hanya sekejap 2018